BAB 1
1.1
Ilmu Ilmiah Dasar
Ilmu
Alamiah Dasar (IAD) merupakan salah satu komponen dari sejumlah Mata Kuliah
Dasar Umum (MKDU) dan menjadi mata kuliah wajib di fakultas non-eksakta. Tujuan
MKDU bertujuan mendidikkk para mahasiswa agar menjadi warga negara sarjana yang
mempunyai kualifikasi, sebagai berikut: berjiwa Pancasila, sehingga segala
keputusan dan tindakannya mencerminkan pengalaman nilai-nilai pancasila,
memiliki integritas kepribadian, memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan
integral dalam sikap terhadap permasalahan kehidupan.
1.2 Perkembangan Alam Pikiran Manusia
Manusia yang mempunyai rasa ingin tahu terhadap
rahasia alam mencoba menjawab dengan menggunakan pengamatan dan penggunaan
pengalaman, tetapi sering upaya itu tidak terjawab secara memuaskan. Pada
manusia kuno untuk memuaskan mereka menjawab sendiri. Misalnya kenapa ada
pelangi mereka membuat jawaban, pelangi adalah selendang bidadari atau kenapa
gunung meletus jawabannya karena yang berkuasa marah. Dari hal ini timbulnya
pengetahuan tentang bidadari dan sesuatu
yang berkuasa. Pengetahuan baru itu muncul dari kombinasi antara pengalaman dan
kepercayaan yang disebut mitos. Cerita-cerita mitos disebut legenda. Mitos
dapat diterima karena keterbatasan penginderaan, penalaran, dan hasrat ingin
tahu yang harus dipenuhi. Sehubungan dengan dengan kemajuan zaman, maka
lahirlah ilmu pengetahuan dan metode ilmiah.
·
Manusia dapat berpikir, sehingga merupakan makhluk
yang cerdas atau bijaksana (Homo sapiens)
·
Manusia dapat
membuat alat-alat dan memepergunakannya, sehingga disebut manuasia kerja ( Homo
fabber)
·
Manusia dapat berbicara (Homo languens)sehingga
apa yang menjadi pemikiran dalam otaknya dapat disampaikan melalui bahasa
kepada manusia lain.
·
Manusia dapat
hidup bermasyarakat (Homo socius).
·
Manusia dapat mengadakan usaha atas dasar perhitungan
ekonomi (Homo aeconomicus).
·
Manusia menyadari adanya kekuatan gaiib yang memiliki
kemampuan yang lebih hebat dari manusia, sehingga menjadi manusia
berkepercayaan atau beragama (Homo religieus).
1.3
Mitos, Penalaran, dan Cara Memperoleh Pengetahuan
1. Pengertian mitos,
legenda, dan cerita rakyat serta contohnya
a. Pengertian
mitos
Mitos atau mitologi adalah cerita rakyat yang dianggap
benar-benar terjadi dan bertalian dengan terjadinya tempat,alam semesta,para
dewa,adat istiadat,dan konsep dongeng suci.Jadi,mitos adalah cerita tentang
asal-usul alam semesta,manusia,atau bangsa yang diungkapkan dengan cara-cara
gaib dan mengandung arti yang dalam.Mitos juga mengisahkan petualangan
para dewa,kisah percintaan,kisah perang,dan sebagainya.
Salah satu contoh mitos yang ada di indonesia seperti;
-
Anak gadis dilarang keras makan di depan pintu, katanya bisa batal dilamar
orang alias balik kucing.
atau
contoh mitos yang mengisahkan petualangan para dewa, kisah percintaan, dan
sebagainya yang sudah disebutkan diatas, seperti:
-
Cerita terjadinya Mado-Mado atau Marga di Nias (Sumatra Utara)
-
Cerita barong di Bali.
-
Cerita Dewi Nawangwulan
b. Pengertian legenda
Legenda adalah sebuah cerita yang dirangkai secara
turun-temurun dan dipercayai oleh masyarakat karena terbukti secara logis dalam
pendeskripsian ceritanya, cendrung mengemukakan kehadiran sebuah tokoh yang
dikaitkan dengan terjadinya peristiwa di suatu daerah.
Contoh cerita legenda antara lain:
-
Sangkuriang
-
Lutung kasarung
-
Danau toba
-
Malin kundang
c. Pengertian
cerita rakyat
Cerita rakyat adalah certita pada masa lampau yang
menjadi ciri khas setiap bangsa yang memiliki kultur budaya yang beranekaragam
mencakup kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa.
Berikut beberapa contoh cerita rakyat:
-
Buaya Ajaib
-
Asal Usul Danau Lipan
-
Buaya Perompak, Cindelaras
-
Kancil si pencuri Timun
-
Kelelawar Yang Pengecut
-
Keong Mas
-
Kera dan Ayam
2. Cara Manusia
Memperoleh Pengetahuan
Tahap pertama dicapai melalui konseptualisasi. Benda
nyata seperti piring atau sendok perlu dikonseptualisasi melalui proses mental.
Pengalaman atas piring dan sendok diabstraksi dan kemudian disatukan menjadi
pengalaman mental yang tersimpandalamotak.
Proses ini terjadi berulang tiap manusia mendapatkan pengetahuan baru. Kemampuan konseptualisasi tidak akan sama antara satu orang dengan yang lain. Pengetahuan akan piring dan sendok relatif mudah dipahami karena keduanya merupakan perkakas sederhana, nyata, bisa dilihat maupun diraba.
Namun jenis pengetahuan yang melibatkan struktur yang rumit serta abstak akan membutuhkan usaha dan mungkin juga kemampuan lebih untuk memahaminya. Kabar baiknya, layaknya pengetahuan itu sendiri, kemampuan konseptualisasi juga bisa dilatih dan dikembangkan.
Proses ini terjadi berulang tiap manusia mendapatkan pengetahuan baru. Kemampuan konseptualisasi tidak akan sama antara satu orang dengan yang lain. Pengetahuan akan piring dan sendok relatif mudah dipahami karena keduanya merupakan perkakas sederhana, nyata, bisa dilihat maupun diraba.
Namun jenis pengetahuan yang melibatkan struktur yang rumit serta abstak akan membutuhkan usaha dan mungkin juga kemampuan lebih untuk memahaminya. Kabar baiknya, layaknya pengetahuan itu sendiri, kemampuan konseptualisasi juga bisa dilatih dan dikembangkan.
3. Bagaimana manusia
begitu mudah menerima mitos karena akibat keterbatasan penalaran dan
pengetahuannya untuk sementara dapat terjawab.
Rasa ingin tahu
Rasa ingin tahu mendorong manusia untuk melakukan
berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mencari jawaban atas berbagai persoalan
yang muncul dalam pikirannya. Kegiatan yang dilakukan manusia itu kadang-kadang
kurang serasi dengan tujuannya. Sehingga tidak dapat menghasilkan pemecahan.
Tetapi kegagalan biasanya tidak menimbulkan rasa putus asa, bahkan seringkali
justru membangkitkan semangat yang lebih menyala-nyala untuk memecahkan
persoalan. Dengan semangat yang makin berkobar ini diadakanlah kegiatan-kegiatan
lain yang dianggap lebih serasi dan dapat diharapkan akan menghasilkan
penyelesaian yang memuaskan.
Mitos
Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat
terpuaskan hanya atas dasar pengamatan ataupun pengalaman. Untuk itulah,
manusia mereka-reka sendiri jawaban atas keingintahuannya itu. Sebagai contoh:
“Apakah pelangi itu?”, karena tak dapat dijawab, manusia mereka-reka jawaban
bahwa pelangi adalah selendang bidadari. Jadi muncul pengetahuan baru yaitu
bidadari. Contoh lain: “Mengapa gunung meletus?”, karena tak tahu jawabannya,
manusia mereka-reka sendiri dengan jawaban: “Yang berkuasa dari gunung itu
sedang marah”. Dengan menggunakan jalan pemikiran yang sama muncullah anggapan
adanya “Yang kuasa” di dalam hutan lebat, sungai yang besar, pohon yang besar,
matahari, bulan, atau adanya raksasa yang menelan bulan pada saat gerhana
bulan. Pengetahuan baru yang bermunculan dan kepercayaan itulah yang kita sebut
dengan mitos.
BAB 2
2.1
metode yang ilmiah dan tidak ilmiah
Metode Ilmiah adalah cara atau prosedur dalam
memperoleh pengetahuan secara ilmiah. Syarat-syarat ilmu pengetahuan: obyektif,
metodik, sistematik dan berlaku umum. Dalam hal ini metode ilmiah menggabungkan
cara berpikir induktif dan cara berpikir deduktif dalam membangun tubuh
pengetahuannya.
v Cara ilmiah
Cara ilmiah atau cara moderen ini
disebut dengan penelitaian ilmiah atau lebih populer disebut metodologi
penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Bocon (1561-1626),
kemudian dikembangkan oleh Debold Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk
melakukan penelitian yang dikenal dengan penelitian ilmiah.
v Cara non
ilmiah
Ada beberapa cara dalam meperoleh
pengetahuan non ilmiah, antara lain:
a.
Cara coba-coba salah (trial and erorr)
b.
Cara kebetulan
c.
Cara kekuasaan atau otoritas
d.
Berdasarkan pengalaman pribadi
e.
Cara akal sehat (common sense)
f.
Melalui wahyu
g.
Secara intitutif
h.
Melalui jalan pikir
i.
Induksi
j.
Deduksi
2.2 langkah-langkah operasional
Langkah-langkah
metode ilmiah:
1)
Perumusan masalah
Yang
dimaksudkan dengan masalah merupakan pertanyaan apa, mengapa, atau bagaimana
tentang suatu objek yang diteliti. Masalah ini harus jelas batas-batasnya serta
dikenal faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2)
Penyusunan hipotesis
Merupakan
jawaban sementara atau dugaan jawaban pertanyaan yang diajukan, materinya
merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang dikembangkan.
3)
Pengujian hipotesis
Merupakan
pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang telah diajukan untuk
dapat memperlihatkan apakan fakta-fakta tersebut mendukung hipotesis atau
tidak.
4)
Penarikan kesimpulan
Penarikan
kesimpulan didasarkan atas penilaian atau melalui analisis dari fakta untuk
melihat apakah hipotesis yang diajukan diterima atau tidak. Hipotesis di terima
bila fakta yang terkumpul itu mendukung hipotesis tersebut.
2.3 keunggulan dari keterbatasan
Metode ilmiah merupakan bagian yang paling penting
dalam mempelajari ilmu alamiah. Pengetahuan yagn didapatkan lewat metode ilmiah
diharapkan mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu, yakni sifat rasional
dan teruji, sehingga pengetahuan yang disusun dapat diandalkan. Dalam hal ini
metode ilmiah menggabungkan cara berpikir induktif dan cara berpikir deduktif
dalam membangun tubuh pengetauannya.
BAB 3
3.1 Kesimpulan
bahwa ilmu alamiah dasar merupakan ilmu pengetahuan dasar yang mempelajari
dan membahas gejala-gejala alam, alam semesta,dan dapat dikatakan sebagai
konsep awal terbentuknya ilmu pengetahuan alam.Metode alamiah dasar selalu menggunakan metode yang dapat dilihat secara langsung oleh alat indera, sehingga tidak salah mengambil keputusan dan sesuai dengan realita.