BAB 4 Asal Mula Kehidupan di Bumi
03.40
Asal Mula Kehidupan di BUMI
Teori Kehidupan Di dunia. Banyak terdapat teori
maupun paham-paham yang dikemukakan oleh para ilmuan mengenai teori awal
mula kehidupan di dunia. Namun semuanya belum dapat memberikan jawaban yang
pasti. Sebenarnya sudah sejak zaman Yunani Kuno manusia berusaha memberikan
jawaban terhadap awal mula kehidupan di muka bumi ini. Namun, jawaban itu
umumnya hanya berupa dongeng atau mitos belaka.
TEORI
ABIOGENESIS
Tokoh teori Abiogenesis adalah Aristoteles (384-322
SM). Dia adalah seorang filosof dan tokoh ilmu pengetahuan Yunani Kuno. Teori
Abiogenesis ini menyatakan bahwa makhluk hidup yang pertama kali menghuni bumi
ini berasal dari benda mati.
Sebenarnya Aristoteles mengetahui bahwa telur anakan
ikan apabila menetas akan menjadi ikan yang sifatnya sama seperti induknya.
Telur-telur tersebut merupakan hasil perkawinan dari induk-induk ikan. Walau
demikian, Aristoteles berkeyakinan bahwa ada ikan yang berasal dari Lumpur.
Jadi, kalau pengertian abiogenesis dan generation
spontanea kita gabungkan, mak pendapat paham tersebut adalah makhluk hidup yang
pertama kali di bumi tersebut dari benda mati / tak hidup yang terkjadinya
secara spontan,
TEORI
BIOGENESIS
Walaupun telah bertahan selama ratusan tahun, tidak
semua orang membenarkan paham abiogenesis. Orang -orang yang ragu terhadap
kebenaran paham abiogenesis tersebut terus mengadakan penelitian memecahkan
masalah tentang awal mula kehidupan. Orang-orang yang tidak puas terhadap
pandangan Abiogenesis itu antara lain Francesco Redi (Italia, 1626-1799), dan
Lazzaro Spallanzani ( Italia, 1729-1799), dan Louis Pasteur (Prancis,
1822-1895). Beredasarkan hasil penelitian dari tokoh-tokoh ini, akhirnya paham
Abiogenesis / generation spontanea menjadi pudar karena paham tersebut tidak
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Labu II : diisi 70 cc air kaldu, ditutup
rapat-rapat dengan sumbat gabus. Pada daerah pertemuan antara gabus dengan
mulut labu diolesi paraffin cair agar rapat benar. Selanjutnya, labu
dipanaskan.selanjutnay, labu I dan II didinginkan. Setelah dingin keduanya
diletakkan pada tempat terbuka yang bebas dari gangguan hewan dan orang.
Setelah lebih kurang satu minggu, diadakan pengamatan terhadap keadaan air
kaldu pada kedua labu tersebut.
Hasil percobaannya sebagai berikut:
• Labu I : air kaldu mengalami perubahan,
yaitu airnya menjadi bertambah keruh dan baunya menjadi tidak enak. Setelah
diteliti ternyata air kaldu pada labu I ini banyak mengandung mikroba.
• Labu II : air kaldu labu ini tidak
mengalami perubahan, artinya tetap jernih seperti semula, baunya juga tetap
serta tidak mengandung mikroba. Tetapi, apabila labu ini dibiarkan terbuka
lebih lama lagi, ternyata juga banyak mengandung mikroba, airnya berubah
menjadi lebih keruh serta baunya tidak enak (busuk).
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Lazzaro
Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba yang ada didalam kaldu tersebut bukan
berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi berasal dari kehidupan diudara.
Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi kontaminasi mikroba darimudara ke
dalam air kaldu tersebut.
Pendukung paham Abiogenesis menyatakan keberatan
terhadap hasil eksperimen Lazzaro Spallanzani tersebut. Menurut mereka untuk
terbentuknya mikroba (makhluk hidup) dalam air kaldu diperlukan udara. Dengan
pengaruh udara tersebut terjadilah generation spontanea.
Dalam menjawab keraguannya terhadap paham abiogenesis. Pasteur melaksanakan percobaan untuk menyempurnakan percobaan Lazzaro Spallanzani. Dalam percobaanya, Pasteur menggunakan bahan air kaldu dengan alat labu. Langkah-langkah percobaan Pasteur selengkapnya adalah sebagai berikut:
Langkah I : labu disi 70 cc air kaldu, kemudian
ditutup rapat-rapat dengan gabus. Celah antara gabus dengan mulut labu diolesi
dengan paraffin cair. Setelah itu pada gabus tersebut dipasang pipa kaca
berbentuk leher angsa. Lalu, labu dipanaskan atau disterilkan.
Langkah II : selanjutnya labu didinginkan dan
diletakkan ditempat yang aman. Setelah beberapa hari, keadaan air kaldu
diamati. Ternyata air kaldu tersebut tetep jernih dan tidak mengandung
mikroorganisme.
Langkah III : labu yang air kaldu didalamnya tetap
jernih dimiringkan sampai air kaldu didalamnya mengalir kepermukaan pipa hingga
bersentuhan dengan udara. Setelah itu labu diletakkan kembali pada tempat yang
aman selama beberapa hari. Kemudian keadaan air kaldu diamati lagi. Ternyata
air kaldu didalam labu meanjadi busuk dan banyak mengandung mikroorganisme.
Melaui pemanasan terhadap perangkat percobaanya,
seluruh mikroorganisme yang terdapat dalam air kaldu akan mati. Disamping itu,
akibat lain dari pemanasan adalah terbentuknya uap air pada pipa kaca berbentuk
leher angsa. Apabila perangkat percobaan tersebut didinginkan, maka air pada
pipa akan mengembun dan menutup lubang pipa tepat pada bagian yang berbentuk
leher. Hal ini akan menyebabkan terhambatnya mikroorganisme yang bergentayangan
diudara untuk masuk kedalam labu. Inilah yang menyebabkan tetap jernihnya air
kaldu pada labu tadi.
Pada saat sebelum pemanasan, udara bebas tetap dapat
berhubungan dengan ruangan dalam labu. Mikroorganisme yang masuk bersama udara
akan mati pada saat pemanasan air kaldu.
Setelah labu dimiringkan hingga air kaldu sampai
kepern\mukan pipa, air kaldu itu akan bersentuhan dengan udara bebas. Disini
terjadilah kontaminasi mikroorganisme. Ketika labu dikembalikan keposisi semula
(tegak), mikroorganisme tadi ikut terbawa masuk. Sehingga, setelah labu
dibiarkan beberapa beberapa waktu air kaldu menjadi akeruh, karena adanya
pembusukan oleh mikrooranisme tersebut. Dengan demikian terbuktilah ketidak benaran
paham Abiogenesis atau generation spontanea, yangmenyatakan bahwa makhluk hidup
berasal dari benda mati yang terjadi secara spontan.
Berdasarkan hasil percobaan Redi, Spallanzani, dan
Pasteur tersebut, maka tumbanglah paham Abiogenesis, dan munculah paham/teori
baru tentang awal mulamakhluk hidup yang dikenal dengan teori Biogenesis. Teori
itu menyatakan :
a. omne vivum ex ovo = setiap makkhluk hidup berasal
dari telur.
b. Omne ovum ex vivo = setiap telur berasal dari
makhluk hidup, dan
c. Omne vivum ex vivo – setiap makhluk hidup berasal
dari makhluk hidup sebelumnya.
Disamping teori Abiogenesis dan Biogenesis, masih
ada lagi beberapa teori tentang awal mulakehidupan yang dikembangkan pleh
beberapa Ilmuwan, diantaranya adalah sebagai berikut
a. Teori kreasi khas, yang menyatakan bahwa kehidupan diciptakan oleh zat supranatural
a. Teori kreasi khas, yang menyatakan bahwa kehidupan diciptakan oleh zat supranatural
(Ghaib) pada saat yang istimewa.
b. Teori Kosmozoan, yang menyatakan bahwa kehidupan
yang ada di planet ini berasal dari mana saja.
c. Teori Evolusi Kimia, yang menyatakan bahwa kehidupan
didunia ini muncul berdasarkan hukum Fisika Kimia.
d. Teori Keadaan Mantap, menyatakan bahwa kehidupan
tidak berasal usul.
0 komentar