BAB 5 " Perkembangbiakan seksual & aseksual "
02.30
Reproduksi Seksual ( Generatif )
Reproduksi biologis atau reproduksi seksual dalah
suatu proses biologis penggunaan seks secara rutin dimana individu organisme
baru diproduksi.Reproduksi adalah cara dasar mempertahankan diri yang
dilakukan oleh semua bentuk kehidupan; setiap individu organisme ada sebagai
hasil dari suatu proses reproduksi oleh pendahulunya. Cara reproduksi secara
umum dibagi menjadi dua jenis: seksual dan aseksual.
Dalam reproduksi aseksual,individu dapat melakukan
reproduksi tanpa keterlibatan individu lain dari spesies yang sama. Pembelahan
sel bakteri menjadi dua sel anak adalah contoh dari reproduksi aseksual.
Walaupun demikian, reproduksi aseksual tidak dibatasi kepada organisme bersel
satu. Kebanyakan tumbuhan juga memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi
aseksual.
Reproduksi
seksual membutuhkan keterlibatan dua individu, biasanya
dari jenis kelamin yang berbeda. Reproduksi manusia normal adalah contoh umum
reproduksi seksual. Secara umum, organisme yang lebih kompleks melakukan
reproduksi secara seksual, sedangkan organisme yang lebih sederhana, biasanya
satu sel, bereproduksi secara aseksual.
reproduksi seksual/generatif terjadi persatuan dua
macam gamet dari dua individu yang berbeda jenis kelaminnya, sehingga terjadi
percampuran materi genetik yang memungkinkan terbentuknya individu baru dengan
sifat baru.
Pada organisme tingkat tinggi mempunyai dua macam
gamet, gamet jantan atau spermatozoa dan gamet betina atau sel telur, kedua
macam gamet tersebut dapat dibedakan baik dari bentuk, ukuran dan kelakuannya,
kondisi gamet yang demikian disebut heterogamet.
Peleburan dua macam gamet tersebut disebut singami.
Peristiwa singami didahului dengan peristiwa fertilisasi (pembuahan) yaitu
pertemuan sperma dengan sel telur.
Pada organiseme sederhana tidak dapat dibedakan
gamet jantan dan gamet betina karena keduanya sama, dan disebut isogamet. Bila
salah satu lebih besar dari lainnya disebut anisogamet.
Reproduksi Aseksual ( Vegetatif )
Reproduksi Vegetatif adalah cara reproduksi makhluk
hidup secara aseksual (tanpa adanya peleburan sel kelamin jantan dan betina).
Reproduksi Vegetatif bisa terjadi secara alami maupun buatan.
Vegetatif Alami
Vegetatif Alami adalah reproduksi aseksual yang
terjadi tanpa campur tangan pihak lain seperti manusia.
Pada tumbuhan
* Umbi batang. Contoh: ubi jalar, kentang
* Umbi lapis. Contoh: bawang merah, bawang putih
* Umbi akar. Contoh: wortel, singkong
* Geragih atau stolon. Contoh: arbei, stroberi
* Rizoma. Contoh: lengkuas, jahe
* Tunas. Contoh: kelapa
* Tunas adventif. Contoh: cocor bebek
* Umbi lapis. Contoh: bawang merah, bawang putih
* Umbi akar. Contoh: wortel, singkong
* Geragih atau stolon. Contoh: arbei, stroberi
* Rizoma. Contoh: lengkuas, jahe
* Tunas. Contoh: kelapa
* Tunas adventif. Contoh: cocor bebek
Pada hewan
* Tunas. Contoh: Hydra, Ubur-ubur, Porifera
* Fragmentasi. Contoh: Planaria, mawar laut
* Membelah diri. Contoh: Amoeba
* Parthenogenesis. Contoh: serangga seperti lebah, kutu daun
* Fragmentasi. Contoh: Planaria, mawar laut
* Membelah diri. Contoh: Amoeba
* Parthenogenesis. Contoh: serangga seperti lebah, kutu daun
Vegetatif Buatan
Vegetatif Buatan adalah reproduksi aseksual yang
terjadi karena bantuan pihak lain seperti manusia.
* Stek
* Cangkok
* Okulasi
* Enten
* Merunduk
* Kloning
* Cangkok
* Okulasi
* Enten
* Merunduk
* Kloning
Individu baru (keturunannya) yang terbentuk
mempunyai ciri dan sifat yang sama dengan induknya. Individu-individu sejenis
yang terbentuk secara reproduksi aseksual dikatakan termasuk dalam satu klon,
sehingga anggota dari satu klon mempunyai susunan genetik yang sama.
Reproduksi aseksual dapat dibagi atas lima jenis,
yaitu :
1. Fisi
2. Pembentukan spora
3. Pembentukan tunas
4. Fragmentasi
5. Propagasi vegetatif
2. Pembentukan spora
3. Pembentukan tunas
4. Fragmentasi
5. Propagasi vegetatif
.
PEMBELAHAN MITOSIS
Pembelahan mitosis menghasilkan sel anakan yang
jumlah kromosomnya sama dengan jumlah kromosom sel induknya, pembelahan mitosis
terjadi pada sel somatic (sel penyusun tubuh).
Sel – sel tersebut juga memiliki kemampuan yang
berbeda – beda dalam melakukan pembelahannya, ada sel – sel yang mampu
melakukan pembelahan secara cepat, ada yang lambat dan ada juga yang tidak
mengalami pembelahan sama sekalisetelah melewati masa pertumbuhan tertentu,
misalnya sel – sel germinatikum kulit mampu melakukan pembelahan yang sangat
cepat untuk menggantikan sel – sel kulit yang rusak atau mati. Akan tetapi sel
– sel yang ada pada organ hati melakukan pembelahan dalam waktu tahunan, atau
sel – sel saraf pada jaringan saraf yang sama sekali tidak tidak mampu
melakukan pembelahan setelah usia tertentu. Sementara itu beberapa jenis
bakteri mampu melakukan pembelahan hanya dalam hitungan jam, sehingga haya
dalam waktu beberapa jam saja dapat dihasilkan ribuan, bahkan jutaan sel
bakteri. Sama dnegan bakteri, protozoa bersel tunggal mampu melakukan pembelahan
hanya dalam waktu singkat, misalkan amoeba, paramecium, didinium, dan euglena.
Pada sel – sel organisme multiseluler, proses
pembelahan sel memiliki tahap – tahap tertentu yang disebut siklus sel. Sel –
sel tubuh yang aktif melakukan pembelahan memiliki siklus sel yang lengkap.
Siklus sel tersebut dibedakan menjadi dua fase(tahap ) utama, yaitu interfase
dan mitosis. Interfase terdiri atas 3 fase yaitu fase G, ( growth atau gap),
fase S (synthesis), fase G2(growth atau Gap2).
Pembelahan mitosis dibedakan atas dua fase, yaitu
kariokinesis dan sitokinesis, kariokinesis adalah proses pembagian materi inti
yang terdiri dari beberapa fase, yaitu Profase, Metafase, dan Telofase.
Sedangkan sitokinesis adalah proses pembagian sitoplasma kepada dua sel anak hasil
pembelahan.
1. Kariokinesis
Kariokinesis selama mitosis menunjukkan cirri yang
berbeda – beda pada tiap fasenya. Beberapa aspek yang dapat dipelajari selama
proses pembagian materi inti berlangsung adalah berubah – ubah pada struktur
kromosom,membran inti, mikro tubulus dan sentriol. Cirri dari tiap fase pada
kariokinesis adalah:
a) Profase
·
Benang – benang kromatin berubah menjadi
kromosom. Kemudian setiap kromosom membelah menjadi kromatid dengan satu
sentromer.
·
Dinding inti (nucleus) dan anak inti
(nucleolus) menghilang.
·
Pasangan sentriol yang terdapat dalam
sentrosom berpisah dan bergerak menuju kutub yang berlawanan.
·
Serat – serat gelendong atau benang –
benang spindle terbentuk diantara kedua kutub pembelahan.
b) Metafase
Setiap kromosom yang terdiri dari sepasang kromatida
menuju ketengah sel dan berkumpul pada bidang pembelahan (bidang ekuator), dan
menggantung pada serat gelendong melalui sentromer atau kinetokor.
c) Anaphase
Sentromer
dari setiap kromosom membelah menjadi dua dengan masing – masing satu
kromatida. Kemudian setiap kromatida berpisah dengan pasangannya dan menuju
kekutub yang berlawanan. Pada akhir nanfase, semua kroatida sampai pada kutub
masing – masing.
d) Telofase
Pada telofase terjadi peristiwa berikut:
1. Kromatida yang berada jpada kutub berubah
menjasadi benang – benangkromatin kembali.
2. Terbentuk kembali dinding inti dan nucleolus membentuk dua inti baru.
3. Serat – serat gelendong menghilang.
4. Terjadi pembelahan sitoplasma (sitokenesis) menjadi dua bagian, dan terbentuk membrane sel pemisah ditengah bidang pembelahan. Akhirnya , terbentuk dua sel anak yang mempunyai jumlah kromosom yang sama dengan kromosom induknya.
2. Terbentuk kembali dinding inti dan nucleolus membentuk dua inti baru.
3. Serat – serat gelendong menghilang.
4. Terjadi pembelahan sitoplasma (sitokenesis) menjadi dua bagian, dan terbentuk membrane sel pemisah ditengah bidang pembelahan. Akhirnya , terbentuk dua sel anak yang mempunyai jumlah kromosom yang sama dengan kromosom induknya.
Hasil mitosis:
1. Satu Sel induk yang diploid (2n) menjadi 2 sel
anakan yang masing – masing diploid.
2.Jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel induknya.
2.Jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel induknya.
2 Sitokinesis
Selama sitokinesis berlangsung, sitoplasma sel hewan
dibagi menjadi dua melalui terbentuknya cincin kontraktil yang terbentuk oleh
aktin dan miosin pada bagian tengah sel. Cincin kontraktil ini menyebabkan
terbentuknya alur pembelahan yang akhirnya akan menghasilkan dua sel anak.
Masing – masing sel anak yang terbentuk ini mengandung inti sel, beserta
organel – organel selnya. Pada tumbuhan, sitokinesis ditandai dengan
terbentuknya dinding pemisah ditengah – tengah sel. Tahap sitokinesis ini
biasanya dimasukkan dalam tahap telofase.
Keterangan:
(a) Sitokinesis pada hewan
(b) Sitokinesis pada tumbuhan
(a) Sitokinesis pada hewan
(b) Sitokinesis pada tumbuhan
Meiosis (Pembelahan Reduksi) adalah reproduksi sel
melalui tahap-tahap pembelahan seperti pada mitosis, tetapi dalam prosesnya
terjadi pengurangan (reduksi) jumlah kromosom.
Meiosis terbagi menjadi due tahap besar yaitu
Meiosis I dan Meiosis II Baik meiosis I maupun meiosis II terbagi lagi menjadi
tahap-tahap seperti pada mitosis. Secara lengkap pembagian tahap pada
pembelahan reduksi adalah sebagai berikut :
Berbeda dengan pembelahan mitosis, pada pembelahan
meiosis antara telofase I dengan profase II tidak terdapat fase istirahat
(interface). Setelah selesai telofase II dan akan dilanjutkan ke profase I
barulah terdapat fase istirahat atau interface.
sel gonad
Pada hewan dikenal adanya peristiwa meiosis dalam
pembentukan gamet, yaitu Oogenesis dan Speatogenesis. Sedangkan pada tumbahan
dikenal Makrosporogenesis (Megasporogenesis) dan Mikrosporogenesis.
Reproduksi
Secara Aseksual dan Seksual
Reproduksi
Aseksual
Individu baru (keturunannya) yang terbentuk mempunyai ciri dan sifat yang sama dengan induknya. Individu-individu sejenis yang terbentuk secara reproduksi aseksual dikatakan termasuk dalam satu klon, sehingga anggota dari satu klon mempunyai susunan genetik yang sama.
Individu baru (keturunannya) yang terbentuk mempunyai ciri dan sifat yang sama dengan induknya. Individu-individu sejenis yang terbentuk secara reproduksi aseksual dikatakan termasuk dalam satu klon, sehingga anggota dari satu klon mempunyai susunan genetik yang sama.
Reproduksi aseksual dapat dibagi atas lima jenis,
yaitu :
Fisi2.
Pembentukan spora3. Pembentukan tunas4. Fragmentasi5. Propagasi vegetatif
1.
|
Fisi
Fisi terjadi pada organisme bersel satu. Pada proses fisi individu terbelah menjadi dua bagian yang sama. Contoh : - Pada pembelahan sel bakteri.- Pada Plasmodum, reproduksi dengan fisi berganda, yaitu inti sel membelah berulang kali dan kemudian setiap anak inti dikelilingi sitoplasma. Proses ini disebut skizogoni, sel yang mengalami skizogoni disebut skizon. |
||||||
2.
|
Pembentukan spora
Dibentuk di dalam tubuh induknya dengan cara pembelahan sel. Bila kondisi lingkungan baik, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi individu baru, spora dihasilkan oleh jamur, lumut, paku, sporozoa (salah satu kelas protozoa) dan kadang-kadang juga dihasilkan oleh bakteri. |
||||||
3.
|
Pembentukan tunas
Organisme tertentu dapat membentuk tunas, berupa tonjolan kecil yang akan berkembang dan kemudian mempunyai bentuk seperti induknya dengan ukuran kecil. Kemudian tunas ini akan lepas dari induknya dan dapat hidup sebagai individu baru. Pembentukan tunas merupakan ciri khas sel ragi dan Hydra (sejenis Coelenterata). |
||||||
4.
|
Fragmentasi
Kadang-kadang satu organisme patah menjadi dua bagian atau lebih, kemudian setiap bagian akan tumbuh menjadi individu baru yang sama seperti induknya. Peristiwa fragmentasi bergantung pada kemampuan regenerasi yaitu kemampuan memperbaiki jaringan atau organ yang telah hilang. Fragmentasi terjadi antara lain pada hewan spons (Porifera), cacing pipih, algae berbentuk benang. |
||||||
5.
|
Propagasi vegetatif
Istilah propagasi vegetatif diberikan untuk reproduksi vegetatif/tumbuhan berbiji. Pada proses propagasi bila bagian tubuh tanaman terpisah maka bagian tersebut akan berkembang menjadi satu/lebih tanaman baru. Propagasi vegetatif alamiah dapat terjadi dengan menggunakan organ-organ sebagai berikut :
|
0 komentar